London- Arsenal mulai bersiap jika mereka harus kehilangan Theo Walcott, yang hingga kini belum memperpanjang kontrak. Sebagai calon pengganti, The Gunners dikabarkan mengejar Nani. Walcott hingga kini tak kunjung meneken kontrak baru. Padahal kesepakatan lama pemain depan Inggris itu bersama The Gunners akan berakhir di musim panas tahun depan. Dengan Contohperpaduan budaya asli Ende dengan budaya dari Makasar yakni pakaian adat wanita yaitu Rambu (baju) yang hampir memiliki kesamaan bentuk dengan atasan baju Bodo (Baju Adat wanita Sulawesi Selatan). Berbeda dengan sejarah perkembangan agama Islam, Kristianitas, khususnya Katolik sudah dikenal oleh Penduduk Lio sejak abad ke-16. MakananKhas Ende – Ende adalah nama salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Ende terletak di Pulau Flores. Ende juga merupakan nama kota yang menjadi ibukota kabupaten tersebut. Dari segi parwisata, Ende punya banyak potensi yang dapat dikunjungi. Ende merupakan lokasi yang dikelilingi gunung dan pantai. Didaerah kabupaten Ende terdapat 2 suku yang mendiami daerah tersebut, yakni suku Ende dan suku Lio. Pada umumnya suku Lio bermukim di daerah pegunungan. Lokasinya sekitar wilayah utara kabupaten Ende. Dan suku Ende bermukim di daerah pesisir yakni sekitar bagian selatan kabupaten Ende. Pada dasarnya, bentuk kebudayaan kedua suku ini hampir sama. MendagriTjahjo Kumolo saat memimpin upacara peringatan hari lahirnya Pancasila di Lapangan Pancasila Ende, Jumat 01 Juni 2018, mengenakan pakaian adat Ende Lio. Selain Thahjo, sejumlah pejabat lainnya yang hadir juga mengenakan pakaian adat Ende Lio, yakni Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno. Gambar : Patung SukuEnde umumnya bermukim di daerah pesisir. Nama pakaian adat lio nama pakaian adat suku ende baju adat ende modern tarian adat ende baju bodo ende lio rumah adat ende baju adat flores lawo lambu ende lio. Wologai Kampung Adat Keren Yang Telah Berusia 800 Tahun Mongabay Co Id . Ende, – Warga Ende merasa bangga lantaran Presiden Jokowi memakai busana Adat Ende Lio saat memimpin upacara peringatan Harla Pancasila di Ende. Tidak hanya itu, Ibu Negara, Iriana Jokowi juga memakai pakaian adat Ende Lio dalam momentum yang sama. Presiden Joko Widodo tampil menawan dengan mengenakan pakaian adat Ragi Lambu Luka Lesu saat memimpin upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu 1/6/2022. Rupanya, pakaian adat tersebut memiliki makna tersendiri. Musisi dan Budayawan Ende, Amatus Peta menjelaskan, busana adat yang dikenakan Jokowi merupakan simbol kekuasaan, karena tidak semua orang bisa mengenakannya. “Yang pakai itu sesungguhnya hanya Mosa Laki atau kepala adat yang punya kekuasaan di wilayah atau ulu eko tertentu,” ujar Amatus saat dihubungi, Jumat 3/6/2022. Mantan Kepala SMA Negeri 1 Ende tersebut menjelaskan, busana adat untuk Jokowi, juga bisa dimaknai sebagai bentuk penghormatan masyarakat Ende yang telah dikunjungi oleh sosok pemimpin hebat. Arti dan Makna Baju yang Dikenakan Jokowi Amatus menjelaskan, Ragi merupakan pakaian adat untuk pria di Suku Lio, Ende. Secara harafiah, Ragi artinya sarung. Ragi adalah tenun ikat yang dibuat oleh perempuan Lio dan bercorak serta didominasi warna gelap atau hitam dengan garis-garis vertikal. Dalam kebudayaan orang Lio, Ragi yang dikenakan oleh seseorang menunjukkan status dan kedudukan orang tersebut. “Ada dua jenis Ragi. Ada yang disebut Ragi Sura, sarung dengan motif garis-garis vertikal dan Ragi Sura Rembe atau Mbao yakni sarung dengan motif garis-garis horisontal,” jelasnya. Ukuran Ragi juga berbeda, lanjut Amatus, Ragi One Loo atau One Pobe ukurannya lebih kecil dan pendek. Sementara Ragi One Ria atau Ragi One Repa, besar dan panjang, khusus untuk para pemimpin tertinggi atau penguasa adat atau Mosalaki Pu’u. Lambu diartikan sebagai baju yang sering digunakan oleh kaum pria. Biasanya berwarna putih polos. Sementara Luka berarti selendang. Luka bisa dikenakan menyilang baik di bahu kiri atau bahu kanan atau digantung di leher. Bisa juga diikat di pinggang apabila tidak memakai baju. Luka merupakan hasil kerajinan ikat dan tenun. Luka yang digunakan Jokowi adalah Luka Semba yang memiliki makna melindungi. “Luka itu kan selalu membungkus badan, dan itu sebagai lambang perlindungan. Maka dalam konteks Jokowi dia melindungi seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya. Lesu dikenakan dengan cara diikat di kepala dan bukan terbuat dari tenun. Sebagai pelengkap baju adat, Lesu biasanya diikat membentuk kerucut di kepala. Dikatakan Amatus, Lesu hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kuasa tertentu. Karena itu selain jadi simbol kekuasaan juga lebih pada pemimpin dan nilai kepemimpinan. Sebelum Lesu dipakai, jelas Amatus, dilakukan ritual seperti Engge Ragi, Podi Lesu, Nggubhu atau Bao Luka sebagai simbol kebesaran. Ritual ini akan dilaksanakan saat prosesi Wake Laki atau seremoni kepada seseorang saat dinobatkan sebagai Mosalaki. “Karena itu kepada Presiden Jokowi simbol kebesaran dan kepemimpinan itu dikenakan saat prosesi penobatan menjadi pemimpin dalam konteks adat budaya Ende, yakni Mosa Ulu Beu, Laki Eko Bewa dalam arti memiliki wilayah kekuasaan yang luas dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya. Rahim Pancasila dalam Konteks Budaya Ende Amatus menambahkan, pengakuan Ende sebagai rahim Pancasila dalam pandangan budaya Lio Ende, bahwa Ende adalah seorang ibu yang subur berketurunan atau Ine Eo Tuka Sura, Kambu wonga. Dalam ungkapan lain, Amatus bilang, Ine Tau Tuju Tu yang berarti ibu yang menuntun dan membimbing dan mengarahkan. Selanjutnya, jelas Amatus, Ine Tau Sipose artinya ibu yang mempersatukan tercerai-berai, berbeda dalam banyak aspek. Ada pula, Ine Tau Nggembe Re’e artinya ibu yang melindungi dari setiap bahaya, gangguan, hambatan dan tantangan atau ancaman. “Karenanya menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa terutama yang terlahir menjadi pemimpin, untuk terus memelihara, merawat sang ibunda agar tetap sehat dan tetap kuat,” ujarnya. Ia mengajak, generasi bangsa Indonesia, yang ingin memahami lebih dalam tentang Pancasila sebagai buah rahim, datanglah kepada ibundanya di Ende rahim Pancasila. Ragi, sarung adat dari Ende, Nusa Tenggara Timur HARIANE/Vincentius Alfano Digi HARIANE - Ende merupakan nama salah satu Kabupaten di Flores, Nusa Tenggara Timur. selain dikenal dengan keindahan alamnya Ende juga memiliki pakaian adat yaitu kain tenun suku Lio Ende yang menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Ende. Kain tenun suku Lio Ende merupakan kain tenun khas dari suku Lio yang merupakan salah satu suku terbesar selain suku Ende sendiri di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Pembuatan kain tenun suku Lio Ende sendiri menggunakan cara tradisional yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Pada zaman dahulu pada awal pembuatannya kain tenun dibuat menggunakan benang pakan atau benang lungsin yang diberi pewarna alam. Menurut catatan sejarah pada kain tenun dibuat oleh suku Ende di daerah pesisir sebagai alat barter dengan suku ende yang berada di pegunungan. Mereka memegang teguh perjanjian adat bahwa suku yang berada di pegunungan dilarang menenun kain dan hanya boleh dibuat oleh suku Ende di pesisir. Jenis-Jenis Kain Tenun Lio Ende Tenun yang pemakaiannya sebagai sarung ini sendiri dibagi menjadi dua. Untuk laki laki sarung ini dinamakan Ragi yang didominasi warna gelap seperti hitam dan biru kehitaman. Lalu untuk perempuan sarung yang adat tersebut dinamakan Lawo dan ada bermacam macam jenis Lawo sendiri. 1. Lawo Nepa Te'a Lawo Nepa memiliki arti warna kuning dan biasa dipakai dalam acara apapun oleh gadis maupun ibu-ibu. 2. Lawo Mata Rote Lawo Mata Rote berarti motif kecil berwarna putih kuning yang dipakai oleh gadis maupun Ibu-ibu dalam acara adat. 3. Lawo Nepa Mite Dinamakan Lawo Nepa Mite karena motifnya berasal dari Nepal dan dipakai oleh ibu-ibu saat upacara adat dan ritual adat. BACA JUGA Permainan Masa Kecil yang Sudah Jarang Dimainkan Anak-Anak Pembuatan kain tenun ini sendiri memiliki beberapa tahap sulit yaitu,

gambar pakaian adat ende lio