Sebutkancontoh penerapan norma di lingkungan masyarakat. SD Sebutkan contoh penerapan norma di lingkungan masy IK. Isabelle K. 12 Januari 2022 16:08. Sebutkan contoh penerapan norma di lingkungan masyarakat. 2. 1. Jawaban terverifikasi. AM. A. Muhsinin. 14 Januari 2022 01:47.
Nilainilai yang diajarkan sejak dini di lingkungan keluarga merupakan salah satu aspek yang menentukan karakter serta pandangan kita terhadap dunia luar. Menurut Hornby, 1995 (dalam Hornby dan Witte, 2010) keterlibatan aktif dan dukungan keluarga diidentifikasi sebagai kunci kesuksesan program pendidikan inklusif sejak dini.
Programtersebut juga memberikan edukasi dan penguatan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan seimbang Pilar ketiga dari program-program yang diusung UIF bertujuan untuk menciptakan masyarakat inklusif yang adil dan beragam. dan pemanfaatan sampah di lingkungan pondok pesantren. Program ini telah menjangkau 372.128 santri di 902
ContohPerilaku Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Masyarakat. Bergaul dengan warga masyarakat yang berbeda suku bangsa, agama serta asal daerah. Tidak membeda bedakan dalam memperlakukan tetangga sekitar. Mau menolong tetangga atau warga masyarakat yang alami kesusahan atau musibah. Saling berbagi dengan sesama warga masyarakat.
Pelatihan dan pemanfaatan tenaga guru untuk ikut menangani kesehatan dan gizi peserta didik, serta melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan, juga melibatkan masyarakat setempat. • Peraturan untuk pengelola kantin dan pedagang makanan kaki lima di sekitar sekolah berkenaan dengan kualitas, kebersihan, dan stiker makanan yang dijual.
TahunIni, Dinas Temukan Kasus Bullying Pada Perempuan dan Anak di Wonogiri Rinciannya, 10 kasus seksual, dua kasus penelantaran, satu kasus bullying dan satu kasus kekerasan fisik Remaja Wanita di Mamasa Diperkosa Ayah, Kakak, dan Sepupu dari SD hingga SMP Bentuk dari perilaku bullying yang sering terjadi dalam bentuk mengejek (verbal) dan
. Implementasi Bhinneka Tunggal Ika – Implementasi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bernegara. Setelah kita fahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika ini diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. A. Perilaku inklusif. Di depan telah dikemukakan bahwa salah satu prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah sikap inklusif. Dalam kehidupan bersama yang menerapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memandang bahwa seseorang baik sebagai individu atau kelompok masyarakat merasa dirinya merupakan bagian dari kesatuan masyarakat yang lebih luas. Betapapun besar dan penting kelompoknya dalam kehidupan bersama tetapi tidak memandang rendah dan menyepelekan kelompok yang lain, masing-masing memiliki peran yang bermakna dan tidak dapat diabaikan dalam kehidupan bersama. B. Mengakomodasi sifat pluralistik Bangsa Indonesia sangat pluralistik ditinjau dari keragaman agama yang dipeluk oleh masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di daerah, suku bangsa dengan bahasanya masing-masing, dan menempati ribuan pulau yang terpisah-pisah. Tanpa memahami makna pluralistik dan bagaimana cara mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman secara tepat, akan dapat dengan mudah terjadi disintegrasi bangsa. Sifat toleran, saling menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada pihak lain, apalagi menghapus eksistensi kelompok dari kehidupan bersama, merupakan syarat bagi lestarinya negara-bangsa Indonesia. Kerukunan hidup perlu dikembangkan dengan sepatutnya. Suatu contoh sebelum terjadi reformasi, di Ambon berlaku suatu pola kehidupan bersama yang disebut pela gandong, suatu pola kehidupan masyarakat yang tidak melandaskan diri pada agama, tetapi semata-mata pada kehidupan bersama dalam wilayah tertentu. Pemeluk berbagai agama hidup sangat rukun, bantu membantu dalam kegiatan yang tidak bersifat ritual keagamaan. Mereka tidak membedakan suku-suku yang berdiam di wilayah tersebut, dan sebagainya. Sayangnya dengan proses reformasi yang mengusung kebebasan, pola kehidupan masyarakat yang demikian ideal ini nampak menjadi lemah. C. Tidak mencari menangnya sendiri Menghormati pendapat pihak lain, dengan tidak beranggapan bahwa pendapatnya sendiri yang paling benar, dirinya atau kelompoknya yang paling hebat perlu diatur dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika. Dapat menerima dan memberi pendapat merupakan hal yang harus berkembang dalam kehidupan yang beragam. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu. Bukan dikembangkan divergensi, tetapi yang harus diusahakan adalah terwujudnya konvergensi dari berbagai keaneka-ragaman. Untuk itu perlu dikembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat. D. Musyawarah untuk mencapai mufakat Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan “musyawarah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi dalam kesepakatan bersama. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. E. Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling mencurigai harus dibuang, saling mempercayai harus dikembangkan. Hal ini akan berlangsung apabila pelaksanaan Bhinneka Tunggal Ika diterapkan dengan ungkapan “leladi sesamining dumadi, sepi ing pamrih, rame ing gawe.” Artinya eksistensi kita di dunia adalah untuk memberikan pelayanan kepada sesama, bekerja keras tanpa kepentingan pribadi atau golongan. Bila setiap warganegara memahami makna Bhinneka Tunggal Ika dan mau mengimplementasikan secara tepat dan benar, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap utuh, kokoh dan bersatu selamanya.[] Penulis Soeprapto Ketua LPPKB
Pembaca 17,083 Jakarta, – Sejak tahun 2003, sesuai dengan undang-undang “Sistem Pendidikan Nasional”, no. 20 tahun 2003 telah dikemukakan bahwa setiap penyandang disabilitas berhak mendapat pendidikan secara khusus. Pendidikan yang dimaksud bukan mengisolasi para penyandang disabilitas dengan system pendidikan luar biasa. Justru sejak itulah pemerintah mengiimplementasikan pendidikan inklusi sebagai sarana dalam mengembangkan potensi para penyandang disabilitas. Ternyata realita di lapangan sangat berbeda. Masih banyak sekolah regular yang menolak para penyandang disabilitas sebagai siswa. Dengan alas an tidak memiliki sarana prasarana yang memadai, tenaga pengajar yang belum dapat memahami proses pengajarannya dan lain sebagainya menjadi benteng-benteng besar yang seolah-olah menghadang para penyandang disabilitas mengenyam pendidikan inklusi. Selain itu di dalam masyarakat ternyata istilah inklusi belum dapat dikatakan familiar. Sangat sedikit masyarakat yang sudah paham dengan hal tersebut. Bahkan makna dari istilah itu sendiri sangat jauh dari harapan. Untuk itu, berikut adalah pengertian dan pemahaman terhadap istilah inklusi. Inklusi berasal dari kata ”inclusion”, yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan katanya adalah eksklusi, yang berasal dari kata ”exclusion”, yang artinya mengeluarkan atau memisahkan. Pengertian inklusi digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya. Terbuka dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya. Jadi, lingkungan inklusi adalah lingkungan sosial masyarakat yang terbuka, ramah, meniadakan hambatan dan menyenangkan karena setiap warga masyarakat tanpa terkecuali saling menghargai dan merangkul setiap perbedaan. Inklusi membawa perubahan sederhana dan praktis dalam kehidupan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, kita menginginkan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memberikan rasa aman dan nyaman, yang memberikan peluang untuk berkembang sesuai minat & bakatnya, sesuai cara belajarnya yang terbaik, yang mengupayakan kemudahan untuk melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat. Perubahan sederhana dan praktis menjadi ciri dari lingkungan inklusi. Dalam lingkungan inklusi, perubahan sederhana dan praktis merupakan upaya memudahkan setiap individu melakukan setiap kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perubahan sederhana dan praktis Ada selokan yang terbuka di sepanjang jalan dan banyak batu-batu di pinggir selokan itu, perubahan apa yang bisa dilakukan oleh warga setempat? Beberapa warga berpikir, menutup selokan adalah pekerjaan dari departemen pekerjaan umum, sikap mereka menunggu karena mereka tidak punya hambatan menggunakan jalan tersebut. Beberapa warga lain seperti orangtua yang lanjut usia, anak-anak kecil di bawah usia sekolah, mereka yang baru terkena penyakit struk, mereka yang memiliki kesulitan melihat, mereka yang berjalan dengan menggunakan tongkat atau kursi roda atau ibu yang sedang hamil merasa kesulitan, tidak aman dan tidak nyaman menggunakan jalan tersebut. Perubahan sederhana dan praktis yang diharapkan adalah Salah satu warga pergi melaporkan pada pihak yang mempunyai tugas perbaikan jalan; Sekelompok warga lainnya dapat bekerja sama menutup selokan dengan papan dan memindahkan batu-batu besar, sehingga setiap warga nyaman dan mudah menggunakan jalan tersebut. Jelas dari contoh ini, bahwa setiap orang mendapatkan manfaat dari perubahan sederhana dan praktis. Dengan gambaran di atas tercermin bahwa inklusi sebetulnya sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Mengingat pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bentuan dari orang lain. Untuk itu seperti apa pemahaman yang benar terhadap masyarakat inklusi? Masyarakat inklusi adalah kita semua dalam wilayah tertentu, yang saling bertanggung jawab untuk mengupayakan dan menyediakan kemudahan berupa bantuan layanan dan sarana agar masing-masing di antara kita dapat terpenuhi kebutuhannya, melaksanakan kewajiban dan mendapatkan haknya. Secara umum dapat diupayakan ketersediaan layanan dan sarana bagi semua warga masyarakat, tetapi dengan catatan tidaklah bisa sama untuk semua orang walaupun mereka tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Hal itu karena setiap individu dalam masyarakat unik dan berbeda. Dengan demikian maka setiap orang dalam masyarakat membutuhkan cara berbeda berupa layanan dan sarana khusus yang sesuai dan tepat dengan keunikan dan kebutuhan khususnya. Misalnya, dalam konteks sekolah, masyarakat inklusi tercermin dalam kelas yang beragam dengan siswa-siswi yang unik dan berbeda. Seorang guru kelas dianggap tahu dan memahami cara belajar dari setiap siswa-siswinya. Bila di kelas, ada siswa yang sulit belajar secara abstrak, maka guru mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan dan menyediakan media pembelajaran konkrit untuk siswa tersebut, seperti menggunakan kumpulan lidi untuk belajar konsep penjumlahan. Contoh lain, seorang anak tidak bisa belajar dalam suasana yang ramai dan ribut, maka saat anak ini membuat pekerjaan rumah, ibunya punya tanggung jawab untuk mengupayakan ketenangan di rumah, misalnya tidak memutar radio dan televisi, mengajak saudara-saudaranya bermain di ruang lain. Masyarakat inklusi adalah masyarakat yang terbuka bagi semua tanpa terkecuali, yang universal tanpa mengenal perbedaan suku, agama, ras dan ideologi. Oleh karena itu, dalam masyarakat inklusi kita bertemu dan melakukan interaksi sosial dengan pribadi-pribadi individu yang memiliki keunikan dan perbedaan. Keunikan dan perbedaan dapat dilihat dari etnik, agama dan kepercayaan, warna kulit, postur tubuh, status sosial-ekonomi, latar belakang pendidikan, profesi dan jabatan, budaya seperti bahasa, tradisi, adat istiadat, karakteristik dan masih banyak lagi perbedaan yang ditemukan. Dalam masyarakat inklusi, yang terbuka bagi semua, kita tidak hanya bertemu dan melakukan hubungan sosial dengan mereka yang memiliki keunikan dan perbedaan pada umumnya. Kita tidak dapat menghindari pertemuan dengan pribadi-pribadi individu yang memiliki ciri-ciri khusus dengan perbedaan yang sangat menonjol. Mereka memiliki perbedaan dalam kemampuan berpikir, cara melihat, mendengar, bicara, berjalan, dan ada yang berbeda kemampuan dalam cara membaca, menulis dan berhitung, serta ada juga yang berbeda dalam mengekspresikan emosi, melakukan interaksi sosial dan memusatkan perhatiannya. Individu berciri-ciri khusus dengan perbedaan yang sangat menonjol tersebut ialah orang-orang yang memiliki disabilitas, memiliki gangguan tertentu, dan mempunyai kebutuhan khusus. Mereka ada di sekitar kita, dan dalam masyarakat inklusi, kita dengan peran masing-masing mengikutsertakan mereka dalam setiap kegiatan. Jadi, masyarakat inklusi adalah masyarakat yang terbuka dan universal serta ramah bagi semua, yang setiap anggotanya saling mengakui keberadaan, menghargai dan mengikutsertakan perbedaan. Setiap warga masyarakat inklusi, baik yang memiliki perbedaan pada umumnya maupun yang memiliki perbedaan khusus yang sangat menonjol, punya tanggung jawab lewat perannya masing-masing dalam mengupayakan kemudahan, agar setiap warga masyarakat secara inklusif dapat memenuhi kebutuhannya, melaksanakan kewajibannya dan mendapatkan haknya terhadap semua bidang kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Last Updated on 7 tahun by
Arti inklusif dan eksklusif perlu diketahui, karena kedua istilah tersebut merupakan istilah yang mirip namun memiliki pengertian yang jauh berbeda. Kedua istilah tersebut berkaitan dengan sikap dan sifat seseorang dan kelompok masyarakat yang tentu saja memiliki pengaruh terhadap tatanan sosial masyarakat. Dalam kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama terkait pengertian kata inklusif yang merupakan lawan kata ekslusif yang lebih sering kita dengar. Dengan mengetahuinya dan lebih paham perbedaanya, kita bisa lebih memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. BACA JUGA Contoh Hak di Masyarakat yang Dimiliki Setiap Orang Apa itu inklusif? idkuu Secara harafiah, pengertiannya adalah sebuah sikap atau sifat yang memposisikan dirinya ke dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain sehingga membuat orang tersebut berusaha untuk memahami perspektif orang lain atau kelompok lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Istilah ini memberikan gambaran bahwa seseorang atau sekolompok masyarakat yang memiliki pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang terbuka, mengajak dan mengikutsertakan setiap orang untuk terlibat. Setiap orang dengan latar belakang perbedaan. Ini akan membuat sebuah kondisi yang terbuka dan lebih kolaboratif dalam lingkugan masyarakat. Dengan begitu, ketertiban dan keutuhan dapat terwujud dalam lingkungan masyarakat. Konteks dalam bermasyarakat Hasil Copa Setelah mahami pengertian di atas, Sedulur tentu menjadi lebih sadar bahwa inklusif adalah sifat yang dibutuhkan. Dengan keterbukaan, kolaborasi dan ikut serta setiap elemen masyarakat dapat menciptkan sebuah kondisi ideal dalam lingkungan sosial masyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan ideal dapat membuat tatanan sosial yang lebih baik. Seperti inklusif sosial adalah sebuah kondisi di mana setiap masyarakat yang menempatkan martabat dan kemandirian individu sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup yang ideal. Manfaatnya dalam bermasyarakat Toptenid Gotong royong dan kebersamaan menjadi tujuan dan poin penting yang ingin dicapai dengan kondisi masyarakat ideal. Karena inklusif adalah sebuah sikap terbuka, maka dari itu memiliki manfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa manfaat yang dimaksud secara lebih jelas adalah sebagai berikut Dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri Dapat menghargai pesan budaya yang sesuai dengan tradisi yang dianut. Mampu menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang wajar. Dapat lebih mengembangkan kecakapan berkomunikasi dengan produktif guna mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Dapat menghargai diri sendiri dan orang lain. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama Masyarakat menjadi terbuka dan cerdas Masyarakat menemukan lebih banyak calon pemimpin masa depan yang disiapkan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Menjadi tidak ada perbedaan yang membedakan Masyarakat menjadi lebih dekat satu sama lain. Dari berbagai manfaat di atas, inklusif maksudnya dapat diwujudkan dalam bentuk lingkungan masyarakat yang lebih dinamis, saling menghargai dan tentu saling menghormati satu sama lain. Semakin baik sebuah lingkungan, tentu akan mempengaruhi kondisi hidup bermasyarakat dan akan mempengharuhi keamanan bagi negara itu sendiri. Perbedaan inklusif dan eksklusif Kafe Sentul Setelah Sedulur menyimak penjelasan di atas, tentu Sedulur menjadi lebih paham bahwa inklusif adalah sifat yang perlu ditanamkan sejak dini. Karena tujuan dan manfaat dari inklusif sendiri yang memang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah lingkungan masyarakat yang lebih sehat dan lebih baik lagi. Dibandingkan dengan ekslusif yang merupakan lawannya. Mungkin Sedulur bertanya, apa sebenarnya perbedaannya dengan eksklusif? Berikut beberapa perbedaannya agar Sedulur bisa lebih mudah memahaminya Dari segi bahasa keduanya memiliki arti yang bertolak belakang, ekslusif berarti tindakan untuk membatasi dan memisahkan diri, sementara lawannya adalah tindakan untuk mengajak dan mengikutsertakan. Ekslusif lebih bersifat menutup diri dan tidak terbuka, dalam konteks kebudayaan yaitu tidak adanya rasa toleransi dan tidak membuka diri terhadap sesuatu hal yang baru. Jika dalam konteks masyarakat, ekslusif memiliki sifat yang menutup diri dan membatasi diri hanya untuk kelompok yang sesuai dengan pergaulannya saja. Berbeda dengan inklusif yang terbuka dan bergabung dengan kelompok mana pun. Kedua hal ini merupakan pandangan atas perbedaan, yang satu adalah yang terbuka dan mengikutsertakan untuk berkolaborasi. Sementara ekslusif cenderung tertutup dan membatasi diri yang berujung mengkhususkan diri. Contoh sikap inklusif Jripto Inklusif dan eksklusif merupakan dua sifat yang saling bertentangan dan tidak dapat dipisahkan ketika membandingkan sebuah sikap atau sifat. Agar Sedulur lebih mudah untuk memahaminya lagi, berikut ini adalah penjelasan terkait conoth dalam masyarakat agar Sedulur dapat lebih paham lagi. Adanya keterbukaan dalam sebuah kelompok masyarakat yang mendorong terjadinya perubahaan sederhana dan praktis, ini merupakan ciri utamanya. Contoh kasus misalkan, dalam sebuah lingkungan masyarakat terdapat kerusakan dalam selokan pembuangan air di pemukiman warga. Beberapa masyarakat yang ekslusif akan membatasi diri mereka untuk tidak memperbaiknya, karena dalam pandangan mereka, ini merupakan tugas dari pemerintah. Di sisi lain, banyak masyarakat sekitar yang terkena dampak buruk dari terjadinya kerusakan selokan tersebut. Mulai dari munculnya berbagai penyakit, terganggunnya pembuangan rumah beberapa masyarakat hingga kerugian lain yang dialami. Beberapa masyarakat yang bersifat inklusif akan bergotong royong untuk memperbaik hal tersebut tanpa harus menunggu perbaikan dari pemerintah. Mereka berpikiran terbuka, dan inisiatif untuk memperbaiki mengingat dampak yang dirasakan sangat memberatkan masyarakat. Dari contoh sikap inklusif dalam masyarakat ini, kita bisa belajar bahwa sifat ini sangat dibutuhkan untuk membuat lingkungan sosial masyarakat menjadi lebih baik lagi. BACA JUGA Keberagaman Masyarakat Indonesia Serta Faktor & Budayanya Menerapkan inklusif dalam pendidikan Bangun Pendidikan Dilihat contoh dan manfaat di atas, kita bisa tahu bahwa sifat dan sikap ini memiliki segudang manfaat untuk menciptkan lingkungan masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan hal tersebut, lebih baik untuk menerapkannya melalui pendidikan dan diajarkan sejak dini. Pada titik ini, menjadi penting menerapkan pendidikan inklusif. Karena tujuannya sangat dapat memberikan manfaat, baik bagi siswa dalam lingkup paling kecil, hingga bagi masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Berikut ini beberapa tujuan dari penerapan pendidikan yang inklusif Membantu meningkatkan kepedulian dan kebutuhan belajar siswa Guru dan siswa nyaman dengan keberagaman Memberi kesempatan kepada peserta didik, untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan dan kualitas Adanya keanekaragaman, tidak diskriminatif, dan saling menghargai di sekolah Nah itulah tadi penjelasan terkait inklusif, mulai dari pengertian, contoh, hingga manfaatnya. Semoga penjelasan di atas bisa membuat Sedulur menjadi lebih paham lagi terkait beberapa sifat yang terdapat dalam lingkungan masyarakat. Tujuannya tentu agar Sedulur bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat lagi. Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.
A educação inclusiva é uma proposta que procura trazer às escolas regulares alunos especiais. Nesse sentido, é dever da escola transformar e adequar o ambiente aos alunos que possuem qualquer tipo de atendimento especializado, com o objetivo de desenvolver estes alunos completamente. Para isso, é necessário conhecer o contexto de desafios que essa nova proposta educacional tem enfrentado e assim pensar junto aos colabores da escola práticas inclusivas que sanem os problemas e alcancem uma educação, de fato, inclusiva. Pensando nisso, separamos 6 práticas inclusivas para que você consiga acolher alunos especiais em sua escola, fazendo com que eles, realmente, se desenvolvam inteiramente em contato com outros estudantes. Vamos lá? Quais os pilares que sustentam a educação inclusiva? Antes de te contarmos melhor sobre quais práticas inclusivas você pode adotar em sua escola, vamos te mostrar quais os pilares que sustentam a educação inclusiva. Pois bem, a educação inclusiva pauta-se em 5 pilares. Conheça-os agora Toda pessoa tem o direito de acesso à educação Toda pessoa aprende O processo de aprendizagem de cada pessoa é singular O convívio no ambiente escolar comum beneficia a todos A educação inclusiva diz respeito a todos Além disso, a educação inclusiva abrange três grupos de estudantes. São eles alunos com deficiência; alunos com transtornos globais de desenvolvimento ou transtorno do espectro autista; alunos com altas habilidades ou superdotação Na teoria a educação inclusiva funciona muito bem, porém, na prática ela encontra desafios para alcançar seu êxito. E é por isso que vamos te contar a seguir 6 práticas inclusivas para superar os desafios e fazer com alunos que possuam algum tipo de limitação consigam se desenvolver completamente. Separamos para você 6 práticas inclusivas para aplicá-las em sua escola. Acompanhe! 1. A educação inclusiva deve fazer parte do dia a dia escolar A educação inclusiva deve fazer parte do dia a dia escolar. Essa é a primeira prática que você deve aplicar em sua escola. A educação inclusiva deixou de ser uma prática paralela há algum tempo, mas ainda hoje enfrenta desafios para ser implementada nas instituições de ensino do país. Isso acontece porque o assunto ainda se apresenta como um tabu social, o que deve ser desmistificado. É necessário que toda a comunidade esteja engajada em alcançar e implantar a educação inclusiva no seio escolar. E para isso, não se pode, nem se deve medir esforços. O diálogo é a chave central, já que como a implementação de uma educação inclusiva ainda é algo novo. Todos diretores e diretoras, coordenadores e coordenadoras, professores e professoras e estudantes devem participar de reuniões sobre o assunto e se inteirar sobre o seu papel dentro dessa nova lógica educacional. 2. Dentro da sala de aula respeite os diferentes ritmos de aprendizado O educador e a educadora serão os mediadores de uma prática inclusiva em sala de aula. É esse profissional que deverá orientar e guiar os alunos, sejam eles especiais ou não, pelo caminho do conhecimento. E para que isso seja alcançado, os professores e professoras deverão saber respeitar os diferentes ritmos de aprendizagem. Isso significa, na prática, pegar a mão dos alunos e com muita paciência, baseados em estratégias pedagógicas, e ainda com muito cuidado ensinar aquilo que alguns dos alunos não conseguiram dominar na primeira explicação. Em uma sala de aula inclusiva, os conteúdos das aulas são considerados objetos de aprendizagem. À cada um dos alunos cabe atribuir, significar e construir conhecimentos de maneira autônoma, como prega a BNCC. Aos professores cabe mediar o caminho entre os objetos de aprendizagem e o desenvolvimento do conhecimento autônomo. O professor não estará para sempre ao lado dos alunos, portanto, é seu dever entender que cada um se desenvolve em seu ritmo, sem se esquecer de trabalhar a independência de todos os alunos, inclusive os que possuem algum tipo de limitação. O educador, então, deve passar ao estudante toda a confiança que ele precisa para se sentir capaz de resolver qualquer problema ou questão. É através desse caminho que será possível ao educador compartilhar, confrontar e resolver conflitos cognitivos dentro da sala de aula inclusiva. 3. Capacite os educadores e coordenadores de sua escola Uma outra prática inclusiva que deve ser adotada é a capacitação de educadores e coordenadores escolares. É dever da escola que se propõe a adotar uma educação inclusiva fornecer meios de capacitação profissional nesta área. Para isso, há redes de apoio de que podem ser acessadas. Afinal, não é obrigação saber ensinar e lidar com alunos com necessidades educacionais especiais sem nenhuma capacitação anterior, mas é obrigação procurar meios para se aprender. Portanto, confira a seguir quais são essas redes de apoio que a escola pode procurar para capacitar seus colaboradores Atendimento Educacional Especializado AEE; Profissionais da educação especial — intérpretes, professores de Braille etc. — da saúde e da família. Além dessas redes, a escola pode também levar à instituição educadores especializados em educação inclusiva para dar palestras aos alunos e colaboradores, para que cada vez mais a educação inclusiva seja de fato alcançada. 4. Foque nas competências e não nas dificuldades dos estudantes O educador e educadora que se propõe a ser inclusivo deverá focar nas competências e não nas dificuldades ou limitações dos estudantes que possuem Necessidades Educacionais Especiais. Os professores e professoras deverão conhecer individualmente cada aluno que têm para, assim, conseguir identificar suas competências e trabalhá-las com carinho e atenção. Para isso, o tempo é o seu melhor amigo. Ninguém aprende a ensinar alunos com algum tipo de deficiência ou limitação do dia para noite, é necessário tempo, disciplina, empatia e capacitação. Educadores que querem ser melhores devem não apenas esperar que a capacitação venha como uma prática da escola, mas sim buscar por uma formação continuada que os possibilidade enxergar a prática inclusiva como algo que faz parte de seu cotidiano escolar. É claro que sim, as limitações devem ser levadas em conta, mas não serão tratadas como o centro da educação. O professor inclusivo deverá pensar em práticas educacionais que consigam atingir diferentes alunos, apesar de suas limitações. O ideal não é buscar atividades distintas para alunos surdos ou cegos, por exemplo, mas procurar por atividades que de fato incluam alunos com necessidades especiais e os demais. 5. Todos os colaboradores da escola devem debater sobre os desafios da educação inclusiva A educação inclusiva ainda é um desafio. E desafios só são vencidos por meio de debates. Após a implantação de medidas e práticas inclusivas, é normal que problemas apareçam, afinal, esta é uma prática nova dentro da educação. Para solucionar possíveis questões e desafios, toda a comunidade escolar deve participar de debates para que essas dificuldades sejam superadas. E quando nos referimos a toda a comunidade, estamos dizendo que diretores, pais, alunos sem necessidades especiais, alunos com necessidades especiais, educadores e coordenadores, todos esses devem partilhar suas experiências. Somente assim a educação será realmente inclusiva, quando todos forem ouvidos e devidamente atendidos em suas necessidades. 6. Invista em formação continuada Como mencionamos, é dever da escola, como instituição que se propõe a oferecer uma educação inclusiva, oferecer capacitação profissional. Porém, é também dever do educador e educadora procurar por essa capacitação de maneira autônoma. A educação inclusiva é uma área do mercado de trabalho educacional que ainda apresenta déficit de especialistas. Portanto, procurando por uma formação continuada nessa área, caminhos profissionais serão abertos e, além disso, a empatia será desenvolvida de maneira ainda mais profunda. Esperamos que você tenha gostado de conhecer melhor as práticas inclusivas e que você consiga adotá-las em sua instituição de ensino. Aproveite para ler nosso artigo sobre competências socioemocionais da BNCC, um assunto que certamente te ajudará a alcançar uma educação inclusiva!
The aim of implementing Inclusive education is providing opportunities for all students to fulfill the right of children with disabilities that is to learn together with other students in a school environment. The implementation of inclusive schools should initiate an inclusive culture, and a friendly environment for children with disabilities. The writing of this article aims to examine the implementation of inclusive education in Indonesia. The data are processed, obtained through literature study, interview, and field observation. Data collected are analyzed using qualitative approach. The data obtained shows that the implementation of inclusive school has not been evenly distributed in every region, not have adequate accessibility yet, and not fulfillment of competent educator in special education field yet. Based on the analysis it can be concluded that the implementation of inclusive education requires the function of supervision, assistance, and evaluation to support the posi...
sebutkan penerapan perilaku inklusif di lingkungan masyarakat