Berikutini adalah beberapa tips atau cara menyusun teks negosiasi dalam bentuk narasi: Tentukan terlebih dahulu tema negosiasi yang akan disusun. Tentukan para pemeran dalam teks negosiasi. Bagi proses negosiasi ke dalam bagian awal, perkembangan, dan bagian akhir. Di akhir proses, harus ada kesepakatan. Halaqah02 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat Halaqah01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat HSI | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat Diposting oleh Novi Effendi August 02, 2022 Post a Comment Halaqah 01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat. 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA. Halaqahyang ke-42 dari Silsilah 'Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh. Beliau rahimahullah mengatakan. عن الحارث الأشعري رضي الله عنه عن النبي ﷺ أنه قال: آمركم بخمس الله أمرني بهن السمع، والطاعة Halaqahyang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa) Bagian yang ke 2" itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya. Halaqahyang ke-58 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 4). DIANTARA DOSA YANG BISA MENYEBABKAN SESEORANG TERJATUH KEDALAM NERAKA ADALAH DOSA WANITA YANG TIDAK BERSYUKUR KEPADA SUAMINYA. . Hukum beriman dengan hari akhir Beriman dengan hari akhir hukumnya wajib bagi setiap muslim karena merupakan salah satu di antara enam rukun iman. Bahkan, di antara rukun iman yang enam, iman kepada hari akhir merupakan salah satu yang banyak dibicarakan di dalam ayat-ayat makkiyyah dan yang banyak didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di awal-awal masa kenabian beliau. Hal tersebut menunjukkan bahwa keimanan kepada hari akhir merupakan hal yang sangat penting dan paling mendasar di dalam Islam. Terdapat banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari akhir. Bahkan di dalam banyak ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir secara bergandengan. Semisal dalam Surat An Nisa’ ayat 162, Allah berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar”. Digandengkannya keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir menunjukkan betapa pentingnya keimanan kepada hari akhir di dalam Islam. Definisi dan cakupan beriman dengan hari akhir Pengertian beriman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin adalah mengakui dengan pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Sedangkan hari akhir, menurut beliau pula, dinamakan demikian dikarenakan tidak ada hari lagi setelahnya. Hari akhir dinamakan juga dengan hari kiamat dan banyak nama lainnya yang disebutkan di dalam Al Quran dan hadits. Adapun cakupan keimanan kepada hari akhir secara umum dikategorikan sebagai berikut 1. Beriman dengan Tanda-tandanya Wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk beriman pada tanda-tanda kiamat yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman yang artinya, “maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya” QS Muhammad 18. Terdapat banyak sekali penjelasan dari hadits tentang tanda-tanda datangnya kiamat yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, tanda kiamat yang sudah terjadi. Di antara contohnya adalah diutusnya dan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan juga ditaklukkannya Baitul Maqdis di zaman Umar bin Khaththab. Kedua, tanda kiamat yang sedang terjadi dan akan terus semakin marak terjadinya, semisal merebaknya zina, tersebarnya alat musik, dan maraknya riba. Ketiga, tanda-tanda besar yang akan berujung pada terjadinya hari kiamat itu sendiri, semisal keluarnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa dari langit, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, dan terbitnya matahari dari barat. Banyak lagi tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam haditsnya yang seluruhnya wajib kita imani apabila berasal dari hadits yang shahih. 2. Beriman dengan hari akhir/kiamat itu sendiri Setelah berbagai tanda kiamat besar terjadi maka seluruhnya akan berakhir pada terjadinya kiamat itu sendiri yang akan terjadi pada hari Jumat. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,“Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at” Muslim. Namun hari jumat di pekan, bulan, dan tahun kapankah terjadinya, hanya Allahlah yang mengetahuinya, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah” QS Al A’raf 187. Termasuk pula dalam hal ini mengimani segala hal yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan tentang apa yang terjadi ketika hari kiamat nanti. Semisal apa yang Allah firmankan yang artinya, “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk” QS. Al-Hajj 1-2. Atau dalam hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Matahari mendekat kepada para makhluk di hari kiamat sampai hanya berjarak 1 mil dari mereka, sehingga semua manusia berkeringat sesuai dengan amalan mereka” HR. Muslim. 3. Beriman dengan pertanyaan, azab, dan nikmat kubur Termasuk keimanan kepada hari akhir pula adalah keimanan tentang apa yang terjadi di alam barzakh yang mencakup dua hal. Pertama, beriman denganadanya pertanyaan di alam kubur. Adanya pertanyaan kubur berdasarkan sebuahketerangan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallamtentang pertanyaan malaikat di alam kubur kepada mayit tentang siapa tuhannya, agamanya, dan nabinyaHR. Bukhari dan Muslim. Kedua, beriman dengan adanya azab dan nikmat yang akan Allah berikan di dalam kubur. Di antara keterangan yang menunjukkan adanya azab kubur adalah sabda beliau, ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu suka mengadu domba manusia” HR. Bukhari dan Muslim. Sedangkan tentang nikmat kubur adalah apa yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam jelaskan tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan, “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang” HR. Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad. 4. Beriman dengan hari kebangkitan dan hari berkumpul Hari kebangkitan dimulai setelah Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “dari berbagai ayat Al Qur’an bisa disimpulkan bahwa akan ada tiga kali tiupan sangkakala. Tiupan pertama adalah tiupan Al Faz’u tiupan yang mengejutkan, sebagaimana disebutkan dalam surat An Naml ayat 87. Tiupan kedua adalah tiupan Ash Sha’iq tiupan yang mematikan dan tiupan ketiga adalah tiupan Qiyam kebangkitan. Dua macam tiupan terakhir ini dijelaskan dalam firman Allah, yang artinya “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannnya masing-masing” QS. Az Zumar 68. Setelah manusia seluruhnya dibangkitkan, maka mereka semua akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar dalam keadaan berjalan, dan ada juga yang berkendaraan, serta ada juga yang diseret di atas wajah-wajah kalian” HR Tirmidzi, Hasan. 5. Beriman dengan Segala yang Terjadi Setelahnya Diantara rangkaian peristiwa yang terjadi setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar yang wajib diimani adalah [1] Hisab. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka” QS Al Ghasyiyah 25-26. [2] Dibagikannya catatan amal. Allah berfirman dalam Surat Al Haqqah ayat 19 dan 25 yang artinya, “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata “Ambillah, bacalah kitabku ini””. “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka Dia berkata “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini””. [3] Ditimbangnya amal perbuatan. Allah berfirman yang artinya, “timbangan pada hari itu ialah kebenaran keadilan, Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”QS Al A’raf 8. [4] Melewati shirath. Berdasarkan sebuah hadits, “Ashshirath dibentangkan diatas punggung jahannam. Aku dan umatku yang pertama kali melewatinya” HR. Muslim. [5] Adanya telaga. Berdasarkan sebuah hadits, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti” HR. Bukhari dan Muslim. [6] Syafa’at. Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa kelak manusia akan mendatangi para nabi untuk meminta syafa’at dan pada akhirnya Nabi Muhammad-lah yang memberikan syafa’at atas izin Allah. [7] Dan pada akhirnya dimasukkanlah manusia ke dalam surga atau pun neraka. Penutup Pembahasan mengenai keimanan kepada hari akhir dan berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir adalah pembahasan yang sebenarnya sangat panjang. Apa yang telah disampaikan di atas hanyalah sedikit di antaranya. Hendaknya kita mempelajari lebih lanjut tentang berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir agar lebih sempurna iman kita kepadanya dan agar bisa lebih memotivasi kita di dalam beribadah. Allahu a’lam. Penulis Muhammad Rezki Hr, ST., Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta 🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan Ketika Hisāb” Ketika hisāb, Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allāh. Allāh akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia dengan Allāh penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak akan melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah dia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma” Hadīts Bukhāri dan Muslim Adapun hadīts yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. ⑴ Orang yang mengungkit-ungkit pemberian ⑵ Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu ⑶ Orang yang musbil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki Hadīts Riwayat Muslim Maka yang dimaksud dalam hadīts ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulamā bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridhā. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah. Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat, yang pertama adalah tentang tauhīd kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ “Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasūl. Dan sungguh kami akan tanya para Rasūl” QS Al-A’rāf 6 Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasūl dan ajakan Rasūl yang paling besar adalah Tauhīd. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allāh berikan kepada kita di dunia. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ “Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan”. QS At-Takatsur 8 Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan dikatakan kepadanya, “Bukankan Kami telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” Hadīts Riwayat Tirmidzi Di dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya, √ Tentang umurnya untuk apa dia gunakan, √ dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, √ dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan √ dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan” Hadīts shahīh Riwayat Tirmidzi Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu adalah dari Allāh. Lisannya bersyukur dan memuji kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di antara hal yang akan ditanyakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika hisāb adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ‌ۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” QS Al-Isrā’ 36 Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allāh harāmkan. Di antara yang Allāh tanyakan adalah perjanjian. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِ‌ۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولاً۬ “Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan” QS Al-Isrā’ 34 Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allāh dan kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allāh berikan kepada kita. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imām atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut .” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allāh untuk menegakkan hukum-hukum Allāh atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang Allāh perintahkan. Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin. Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi. Baik sebagai suami maupun seorang istri. Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak. Baik sebagai seorang guru maupun murid dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang”Keadaan Manusia Ketika Hisāb” Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisābnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisāb. Orang-orang kāfir menurut pendapat yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka akan dihisāb dan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagai celaan kepada mereka dan untuk menunjukkan keadilan Allāh serta menegakkan hujjah atas mereka. Hisāb terhadap orang-orang kāfir akan sangat teliti. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكْ “Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisābnya, maka dia akan binasa.” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Adapun orang-orang yang berimān maka mereka akan dihisāb dengan hisāb yang mudah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَأَمَّا مَنۡ أُوتِىَ كِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابً۬ا يَسِيرً۬ا ٨ “Adapun orang yang diberi kitāb dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisāb dengan hisāb yang mudah.” Qs. Al-Insyiqaq 7-8 Dan yang dimaksud dengan hisāb yang mudah disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam dalam sebuah hadīts yang artinya “Sesungguhnya Allāh akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allāh berkata kepadanya. “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?” Maka orang mu’min tersebut akan berkata, “Iya wahai Rabbku”. Sehingga ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka Allāh berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberi kitāb kebaikan-kebaikannya.” Hadits Riwayat Bukhāri dan Muslim Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisāb sama sekali. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menyebutkan bahwasannya mereka adalah ⑴ Orang-orang yang tidak pernah minta diobati dengan besi panas⑵ Tidak minta diruqyah oleh orang lain⑶ Tidak bertathayyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya Dan mereka hanya bertawakal kepada Allāh. Di antara mereka adalah seorang sahabat Ukasyah Ibnu Mihshan Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As Sayyiah Dosa Bagian 2”. Diantara cara memperbanyak Al Hasanah dan menghilangkan As Sayyiah dosa Ke Tiga ✓ Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara, dan lain-lain. ✓ Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan niat yang benar yaitu untuk mencari pahala Allah Subhānahu wa Ta’āla. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang.” Hadits shahih riwayat Bukhari. Di dalam hadits yang lain Beliau Shalallahu alayhi wassallam mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang-orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan, dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Ke Empat Memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Subhānahu wa Ta’āla. Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah. Dan syarat diterimanya amalan ada 2 yaitu ⑴ Ikhlash ⑵ Sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam. Ke Lima Bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal shalih. Karena barangsiapa yang melakukan yang demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan bahwasanya, • Orang yang menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla. • Membunuh jiwa tanpa haq. • Berzina Maka mereka akan mendapatkan adzab yang pedih di hari kiamat, kecuali apabila dia • Bertaubat • Beriman • Mengerjakan amal shalih Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan. QS Al Furqan 68-70 Ke Enam Memperbanyak istighfar. ⇒ Setiap • Melakukan dosa, atau • Kurang bersyukur atas nikmat, atau • Kurang dalam melakukan kewajiban atau, • Lalai dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Tuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak.” Hadits shahih riwayat Ibnu Majah ⇒ Tuba • Ada yang mengatakan maknanya adalah surga. • Ada yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Ke Tujuh Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung Tihamah. Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam tentang sifat mereka. Maka Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita, shalat malam sebagaimana kita shalat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya. Hadits shahih riwayat Ibnu Majah Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy. 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir🔊 Halaqah 42 Keadaan Manusia Ketika Hisab 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 Keadaan Manusia Ketika Hisab السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang”Keadaan Manusia Ketika Hisab” Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisābnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisāb. Orang-orang kāfir menurut pendapat yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka akan dihisāb dan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagai celaan kepada mereka dan untuk menunjukkan keadilan Allāh serta menegakkan hujjah atas mereka. Hisāb terhadap orang-orang kāfir akan sangat teliti. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكْ “Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisābnya, maka dia akan binasa” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Adapun orang-orang yang berimān maka mereka akan dihisāb dengan hisāb yang mudah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَأَمَّا مَنۡ أُوتِىَ كِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابً۬ا يَسِيرً۬ا ٨ “Adapun orang yang diberi kitāb dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisāb dengan hisāb yang mudah”. QS Al-Insyiqaq 7-8 Dan yang dimaksud dengan hisāb yang mudah disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam dalam sebuah hadīts yang artinya “Sesungguhnya Allāh akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allāh berkata kepadanya, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?” Maka orang mu’min tersebut akan berkata, “Iya wahai Rabbku”. Sehingga ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka Allāh berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberi kitāb kebaikan-kebaikannya”. Hadits Riwayat Bukhāri dan Muslim Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisāb sama sekali. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menyebutkan bahwasannya mereka adalah ⑴ Orang-orang yang tidak pernah minta diobati dengan besi panas⑵ Tidak minta diruqyah oleh orang lain⑶ Tidak bertathayyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya Dan mereka hanya bertawakal kepada Allāh. Di antara mereka adalah seorang sahabat Ukasyah Ibnu Mihshan Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهدايةو السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍

halaqah 42 beriman kepada hari akhir